Pembangunan jembatan
Dana pembangunan Jembatan diambil dari hasil rampasan perang Jepang. Dan bukan hanya itu, jembatan ini juga dibangun oleh tenaga ahli dari negara tersebut. Setelah mendapat persetujuan dari Bung Karno, pembangunan jembatan ini pun dimulai pada tahun 1962.
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tanggal 30 September 1965. Karena jasa Bung Karno yang dinilai gigih untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumsel pada waktu itu maka jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno. Jembatan ini sempat menjadi primadona karena menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara pada masa itu. Namun seiring berjalannya waktu, pembangunan jembatan yang dianggap sebagai Politik Mercusuar dan munculnya gerakan anti Soekarno yang terjadi, membuat jembatan ini berubah nama menadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Teknologi yang ada pada Jembatan Ampera
Awalnya, bagian tengah jembatan ini bisa terangkat. Waktu pengangkatan rata-rata sekitar 10 meter per menit dan untuk mengangkat penuh dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Banyak kapal besar yang sering melintas dibawahnya dulu. Kemudian muncul kebijakan baru yang mengharuskan aktivitas turun naik bagian tengah jembatan dihentikan karena dianggap mengganggu lalu-lintas yang ada diatasnya.
Banyak hal yang telah berubah dari awal pembangunan sampai sekarang. Selain nama jembatan yang berubah, warna jembatan yang awalnya berwarna abu-abu dicat ulang menjadi kuning pada tahun 1992 dan terakhir tahun 2002 di cat ulang kembali menjadi merah sampai sekarang.
Selain Ampera masyarakat Palembang juga menyebut jembatan ini dengan nama Proyek atau Proyek Musi.
Selain Ampera masyarakat Palembang juga menyebut jembatan ini dengan nama Proyek atau Proyek Musi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar